You are currently browsing the tag archive for the ‘Pluralisme’ tag.

Pengantar

Kita hidup di tengah masyarakat yang majemuk, termasuk kemajemukan agama. Sering kali perbedaan agama dan keyakinan menjadi hal yang sensitif di masyarakat kita. Tiap-tiap keyakinan memiliki klaim kebenaran yang dipertandingkan dan sering kali berujung pada konflik. Apalagi kita hidup dalam suasana masyarakat modern yang berpemahaman bahwa kebenaran selalu tunggal. Sehingga apabila ada banyak klaim kebenaran, dalam pola pikir modern, harus ada satu kebenaran yang sungguh-sungguh benar dan yang lain adalah salah. Tentu yang dipahami sebagai yang sungguh-sungguh benar adalah kebenaran kelompoknya dan kebenaran yang palsu adalah kelompok yang lain. Pertanyaannya: apakah keyakinan akan kebenaran harus selalu didasarkan pada penghakiman bahwa yang lain itu salah?

Di dalam kekristenan sendiri terkandung banyak klaim kebenaran, khususnya berkenaan dengan keselamatan di dalam Yesus. Di antaranya seperti yang tertulis dalam Yohanes 14:6,”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. Kita akan bersama menggumuli keyakinan iman ini secara kontekstual, sehingga di tengah-tengah masyarakat yang majemuk ini kita tetap memiliki komitmen sekaligus keterbukaan dalam berelasi dengan yang lain.

Memahami Yohanes 14:1-14

  1. Tujuan

Perikop ini sebenarnya tidak berbicara mengenai masalah keberadaan agama-agama lain. Sehingga sebenarnya kurang tepat kalau memakai perikop ini untuk menghakimi keyakinan agama lain. Kalau dilihat dari alur ceritanya, kisah dalam perikop ini masuk dalam rangkaian pesan-pesan perpisahan Yesus dengan para muridnya (Pasal 13-17) menjelang Ia ditangkap (pasal 18). Mendengar bahwa Yesus akan meninggalkan mereka para murid menjadi sedih, kecewa, bingung dan gelisah (ayat 1: janganlah gelisah hatimu…). Kenapa sedih dan gelisah? Karena para murid selama ini meyakini bahwa Yesus adalah Mesias yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Roma, sebagaimana yang menjadi pengharapan semua orang Yahudi waktu itu. Baca entri selengkapnya »

Seorang pendeta dari Inggris bernama John Harding ingin menyebarkan Injil bagi anak-anak muda dengan menggunakan teknologi modern. Ia membeli paramotor (semacam parasut bermotor) seharga Rp. 80.000.000 untuk terbang melintasi kawasan perumahan mewah di Wiltshire, Inggris. Harapannya jika para pemuda mendengar suara yang menggelegar dari langit, mereka akan berpikir bahwa itu adalah Allah. Namun sayang, maksud baik Pendeta Harding berakhir menjadi bencana. Ketika melakukan latihan terbang, ia meluncur di atas perumahan mewah di Salisbury dan kehilangan ketinggian. Ia berayun dari rumah ke rumah dan mengangkat kakinya ke atas supaya tidak terkena pagar-pagar tanaman. Meskipun Baca entri selengkapnya »

Selamat Datang

Selamat datang di Blog Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ) Jepara. Sebuah gereja yang berlokasi di kota Jepara, Jawa Tengah. Untuk melihat profil GITJ Jepara, silahkan klik pada tab "sejarah GITJ Jepara" di mainbar. Tuhan memberkati.
Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031